Legislator Minta KLHK Pertahankan Kondisi Penurunan Emisi Gas

15-12-2020 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin. Foto: Runi/rni

 

Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menilai penurunan emisi gas akibat pandemi Covid-19 hanya akan terjadi sementara saja. Ketika pandemi berakhir, lonjakan emisi akan drastis akibat normalnya penggunaan kendaraan bermotor, pesawat dan beroperasinya pabrik-pabrik.

 

“Penurunan emisi gas ini sangat baik bagi lingkungan bumi. Fenomena ini sejalan dengan pesan Kitab Suci, bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Pandemi yang begitu memukul seluruh aspek kehidupan manusia, secara bersamaan, ada jeda waktu bagi bumi memulihkan kemampuannya untuk melayani eksistensi kehidupan manusia," tutur Andi Akmal dalam keterangan persnya, Selasa (15/12/2020).

 

Mengutip Proyek Karbon Global (GCP), Akmal sangat terkesan dengan penurunan emisi gas rumah kaca global tahun ini sebanyak 7 persen, yang merupakan sebuah rekor. Ada perbaikan lingkungan skala dunia yang merupakan sinyal dari yang maha kuasa, bahwa kondisi ini perlu dipertahankan dengan inovasi penggunaan energi yang lebih ramah tanpa mengurangi produktivitas.

 

Penurunan 2,4 miliar metrik ton karbon dioksida (CO2) menurut Anggota Komisi IV dari FPKS ini memang secara produktivitas pergerakan manusia beserta instrumen yang aktif seperti pabrik-pabrik dan mesin-mesin sangat menurun drastis aktivitasnya. Ibarat manusia sedang berpuasa,  Bumi diberi kesempatan untuk me-reset lingkungannya terutama pada pengaruh emisi karbon yang ditimbulkan akibat aktivitas manusia.

 

“Saya berharap, KLHK sebagai lembaga yang menjadi inisiator untuk Negara Indonesia, mempertahankan lingkungan yang baik ini dengan menggandeng berbagai lembaga negara agar seger melakukan perubahan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan. Ini tidak dapat instan, tapi kalau tidak dimulai akan terus menerus Bumi ini kehilangan kemampuannya dalam melindungi seluruh kehidupan makhluk hidup di atasnya," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

 

Ia juga mengemukakan, potensi laut negara Indonesia masih banyak yang perlu di-explore termasuk blue energy. Karunia Sumber Daya Alam maritim yang dimiliki Indonesia sangat berlimpah dan belum tergarap optimal. Garis pantai terpanjang di dunia hingga 108 ribu kilometer akan sangat relevan dalam mencukupi kebutuhan pangan dan energi rakyat Indonesia yang juga berpotensi menciptakan iklim lingkungan yang lebih ramah.

 

“Ke depannya, digitalisasi sistem kehidupan manusia sudah sangat dekat dan menyeluruh secara global dunia. Teknologi ramah lingkungan ini mau tidak mau manusia harus masuk eranya untuk mempertahankan bumi sebagai tempat tinggalnya. Saya harap pemerintah Indonesia tidak ketinggalan pada masa peralihan ini," tutup legislator asal dapil Sulawesi Selatan II itu. (dep/sf)

BERITA TERKAIT
Daniel Johan Usul Pemerintah revisi PP yang Beratkan Ekosistem IHT
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mengusulkan pemerintah segera merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28/2024, khususnya...
Johan Rosihan Harap RAPBN 2026 Cerminkan Komitmen Pemerintah Soal Kedaulatan Pangan
20-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta — Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan meminta komitmen Pemerintah terhadap kedaulatan pangan agar benar-benar tercermin dalam...
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...